Dalam salah satu surat Al - Quran, Allah SWT bersumpah atas nama waktu dhuha. Yakni surah yg trun ketika isterix abu lahab ( al - 'Aurak binti harb ), dan orng2 menghina Rasulullah Saw. mereka berkata pada Rasulullah Saw, wahai muhammad aku berharap setanmu ( yg dimaksud adalah malaikat jibril a.s. ) telah meninggalkanmu. penghinaan itu terjadi ketika orang2 musyrik brtanya kepada Rasulullah Saw tentang ruh dan kisah Dzul Qarnain. Namun ketika itu Rasulullah Saw tidak langsung memberikan jawaban, beliau berjanji akan menjawab pertanyaan orng2 musyrik itu setelah wahyu turun.
Tetapi sampai duabelas hari beliau belum bisa memberikan jawaban, karena beliau menunggu wahyu yg terxta blum kunjung datang. Begitu lama wahyu itu turun, dan Rasulullah Sawelisah dlm penantian, hingga akhirx turun surah adh - Dhuhaa. Akan tetapi surah adh - Dhuhaa turun bukan untk menjawab org2 musyrik . Surah itu turun untk mendamaikan kegelisahan hati Rasulullah Saw. Karena d dlm surah tersebut djelaskan bahwa Allah SWT bersumpah demi waktu dhuhaa dan Dia sekali - kali tidak akan pernah meninggalkan Rasulullah Saw, tidak juga Allah SWT marah padax. surah tersebut menyangkal prasangka org2 musyrik yg mengusik hati baginda Rasulullah Saw.
Adapun mengenai pertaxan org2 musyrik, Rasulullah Saw tetap memberikan jawaban pada mereka berdasarkan wahyu, namun pada surah yg lain tdk pada surah adh - dhuhaa. pertaxan tentang ruh dijawab Rasulullah Saw berdasarkan penjelasan surah al - israa' ayat ke 85 yg artix, " Dan mereka bertax kepadamu tentang ruh. katakan, ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan kalian tidaklah diberi pengetahuan melainkan sedikit. "
Sedangkan pertanyaan orng2 musyrik mengenai kisah Dzul Qarnain, dijawab oleh Rasulullah Saw berdasarkan penjelasan dari suray al - Kahf ayat ke 83 yg artix, "Mereka b'tanya kpdmu (Muhammad) tentang Dzul Qarnain. Katakan, aku akan bacakan kpd kalian kisah tentang." Kisah t'sebut d jlskn panjang lebar pda surah al-Kahf hingga ayat 101. Yakni tentang Dzul Qarnain & makhluk yg b'nama Ya'juj & Ma'juj. Dan sbnrnya org" musyrik itu b'tanya, tdk lain hanyalah utk mnguji kbnran Rasulullah Saw sbagai nabi & rasul
Menurut Imam asy - Syaukani di dalam Tafsir Fathul Qadir, ad - dhuha sebenarx adalah nama dari cahaya matahari ketika terbit di ufuktimur dan mulai beranjak naik.4 Dan seringkali Allah SWT bersumpah atas nama mahluk-nya, seperti dlm surah asy - Syams[91]:1, Allah SWT berfirman, "Demi matahari dan cahayax di pagi hari." Didalam ayat tersebut, sebagaimana juga didalam ayat pertama surah adh - Dhuhaa, Allah Swt bersumpah atas nama cahaya matahari. Dan menurut kaedahx, di dlm setiap sumpah terdapat jawaban yg disebut sebagai jawab sumpah. Seperti di dlm surah al - `Ashr[93] pada ayat pertama Allah SWT bersumpah demi masa, sedangkan ayat kedua dan ketigaadalah jawab dari sumpah tersebut.
Begitu juga dengan sumpah Allah SWT dlm surah asy - Syams. Sumpah atas nama cahaya matahari tersebut memerlukan jawab. Az-Zujaj berkata bahwa jawab dari sumpah tersebut adalah terdapat dlm ayat ke-9 surah asy-Syams, yakni firman Allah SWT yg berbunyi , "Sesungguhx beruntunglah orng yg mensucikan jiwa itu (Q.S. asy-Syams[91]:9). " Yg selanjutx diikuti ayat yg berbunyi, "Dan sesungguhx merugilah org yg mengotorix (Q.S. asy-Syams[91]:10)."
Mensucikan jiwa di waktu dhuha adalah dng beribadah pada Allah SWT, termasuk semua kebaikan yg diniatkan untk mengharap ridha - Nya. Bersiap - siap berangkat kerja mencari nafkah yg halal untuk keluarga dan saudara, juga termasuk ibadah. Menyiapkan dagangan untuk di jual ke pasar dengan harapan mendapat ridha Allah SWT dan diberi rezeki yg halal dan barakah, ter masuk ibadah. Menyiapkan diri untk berangkat menuju sekolah, dengan harapan mendapat ilmu yg bermanfaat dan tdk untk berbuat jahat, juga merupakan ibadah. dan semua kebaikan, jika dikerjakan dengan tulus dan ikhlas mengharap ridha Allah SWT akan menjadi ibadah.
Mereka yg menghiasi waktu dhuha dngn kebaikan, akan menjadi orng2 yg beruntung, sesuai dengn janji Allah SWt dlm surah asy- Syams di atas Apalagi jika aktivitas2 tersebut diikuti dengan sujud mengatur diri dan berpamitan kepada rabb, disertai tekad yg kuat utk menapaki hari sepenuh - nya dengan kebaikan. Bertasbih kepada - Nya dan memuji kebesaran - nya atas karunia yg telah diberikan kpd manusia di wktu dhuha . Mereka semua akan tergolong orng2 yg menyucikan diri dan jiwa. Sebagaimana firman Allah SWT yg berarti:
"Sesungguhnya beruntunglah org yg membersihkan diri (dengan berfirman). Dan dia ingat Tuhannya, lalu ia mengerjakan shalat." (Q.S. al-A`laa[87]:14-15)
Jiwa manusia tdk bisa selamax teguh pada jalan ketaatan. Tuhan telah menciptakanx untuk melakukan dua kecendrungan, yakni pada kefasikan dan pada ketakwaan. Allah SWT berfirman, "Maka Allah SWT mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan (Q.S. asy-Syams[91]:8)."
Jiwa bisa mengajak pada ketakwaan, dan pada saat yg lain ia bisa mengajak pada kefasikan. Maka ketika membuka hari dan semua aktivitas akan dimulai, hal terbaik yg seharusx dilakukan adalah menyucikan diri. Menghadap pada Allah SWT, dan berdoa agar jiwa yg bernaung di dlm jasadx cenderung pada ketakwaan. Mereka org2 yg akan mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat kelak. Karena mereka bersegera menyucikan diri dan jiwax di awal hari
Dan sebalikx, kerugian akan menimpa orng2 yg mengotori dirinya di waktu dhuha. Adapun makna mengotori diri atau jiwa pada Q.S. asy - Syams[91]:10 di atas, menurut Qatadah dan Mujahid adalah melakukan perbuatan dosa dan menyesatkan, melupakan ibadah dan ketaatan pada Allah SWT. Dan sebenarx tidak hanya perbuatan dosa atau sesat saja, bahkan tidurpun tidak bagus jika itu sengaja dilakukan pada waktu dhuha. Walaupun tidak senada dengan arti mengotori hari. sebagai mana dikisahkan, bahwa pernah suatu hari sahabat ibnu Abas menjumpai putranya tidur di waktu pagi, melihat anakx tidur Ibnu Abbas berkata, bangun! Bagaimana kamu bisa tidur opada saat rezeki sedang dibagi-bagi?
Begitulah anggapan orng2 saleh dahulu terhadap waktu pagi. mereka ingin pagi hari diisi dngn aktivitas2 yg bermanfaat dan berguna. Terutama untuk meluangkan waktu sebentar menghadap Allah SWT, guna menyampaikan doa. Bukan justru untuk bermalas - malasan, apalagi dengan tidur.
Menurut sahabat Ibnu Amr, tidur itu ada tiga macam dan masing2 memiliki nama. Yakni tidurnya orng terpuji (khalqun), tidurx org pendusta (kharqun), tidurnya orng bodoh (humqun). Adapun tidurx orng terpuji atau berakhlak mulia adalah tidur sebentar di siang hari (hajirah/qailulah), ini adalah tidurx Rasullullah Saw. Sedangkan tidurx pendusta adalah tidur di waktu dhuha, meninggalkan ibadah dan meninggalkan urusan dunia (mencari nafkah). Dan terahir tidurx orng bodoh yakni tidur setelah shalat ashar. Sebagian ulama salaf berkata, dan orng2 yg tidur setelah asharia akan bangun dalam keadaan linglung serta mencari diri sendiri. Terdapat satu bait dari syair Arab yg terkenal, berkaitan dengan tidur di waktu dhuha:
Ketahuilah, tidur diwaktu dhuha akan membuat para pemuda terlihat stres. Dan tidur setelah ashar membuat mereka seperti orang gila.
Waktu dhuha adalah waktu yg penuh dengan fadhilah, terutama untk mengawali aktivitas, baik yg bersifat duniawai atau ukhrawi. Dan waktu kapanpun, pada hakikatx adalah kesempatan yg tdk boleh di sia - siakan. Orang2 yg tdk menggunakan waktux dengan baik, untuk beribadah dan beramal saleh. Mereka akan rugi dan menyesal di kemudian hari.
Imam Abu al-Hasan al-Harali dalam khutbahnya berkata, "Wahai jiwa2 yg tenang, kalian berada dalam perjalanan (Kehidupan), jalan yg menurun. Ketika menempuh perjalanan itu akan kalian temui banyak tipuan dan kesedihan. Dan seorang musafir yg menempuh perjalanan jika tidak berbekal, ia berkelana penuh resiko yg berbahaya. Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah bekal taqwa, sebagaimana yg diwahyukan kepada utusan Tuhan (Rasulullah Saw). Maka bersungguh-sungguhlah dalam menempuh perjalanan, dan bersemangatla dalam menjalankan ibadah. Yakni dengan menancapkan tobat secara terus menerus, menanamkan rasa takut akan azab, selalu mengingat akan kefanaan nikmat duniawi, sering menyendiri bertafakur. Dan jangan kalian menunda pekerjaan hari ini hingga besok, karena waktu seperti pedang, jika kamu tebaskan maka ia sendiri yg akan menebasmu."
Waktu dhuha adalah waktu yg begitu istimewa bagi orang2 yg gemar bertasbih. mereka mengagungkan asma Allah SWT atas segala tanda2 kebenaran-Nya, dan hendaknya manusia sadar akan hal itu. Jangan sekali-kali mendustakan kebesaran Allah SWT, atau ia akan menurunkan azab di waktu dhuha. Sebagai mana disebutkan dalam firman-Nya: " Maka apakah penduduk negri2 itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik (dhuha), ketika mereka sedang bermain? " ( Q.S al-A'raaf[7]:98 )
Disamping itu, awaktu dhuhaa adalah waktu yg penuh mekna dalam sejarah tauhid. Dahulu pernah terjadi kisah istimewa pada waktu dhuha, yg kemudian teratara nabi musa a.s. dan anak buah fir'aun (Tukang Sihir), yg diadakan di suatu tanah lapang. Dalam sebuah ayat Nabi Musa A.S. membuat perjanjian dengan fir'aun, musa berkata, waktu untuk pertempuran kami dengan kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari
sepenggalahan naik (dhuha)." (Q.S Thahaa[20]: 59)
Kisah tersebut tertulis rapi dalam Al - Qur'an, kisah tentang kesombongan manusia yg mengaku sebagai Tuhan (Fir'aun). Dan akhirnya ditinggalkan oleh anak buahnya, karena para utusan Tuhan membawa petunjuk pada mereka. Petunjuk tentang kebenaran Dzat Yang Maha Kuasa, yg dibuktikan oleh nabi musa a.s. di tanah lapang pada waktu dhuha, yg disaksikan oleh penyambah - penyembah Fir'aun yg celaka.
Waktu dhuha menadi waktu ketika kebenaran dibelalakan oleh Tuhan di depan para penyembah Fir'aun. Ketika kebenaran yg sejati ditunjukkan, dan menegaskan bahwa mereka dalam kuasa kebathilan yg terlaknat. Dan apakah bukti" itu masih belum melunakkan hati, dan membuka cahaya petunjuk bagi mereka?
Semoga waktu Dhuha menjadi wkatu tersungkurnya dahi kita ke bumi. Untuk mengakui kebesaran Allah SWT, yg telah melimpahkan rahmat pada seluruh manusia. Dzat yg telah memberi cahaya dan penerangan untuk kebaikan alam semesta seisinya. Dan semoga kita juga dijauhkan dari segala musibah dan azab yg datang mendadak pada waktu Dhuha. []
